AAL

AAL
Mencetak Generasi Masa Kini yang berotak Jerman dan berhati Mekkah

Rabu, 19 Desember 2012

Pendidikan Bukan Saja Perkara Kurikulum

Oleh :  Rani Hardjanti (www.okezone.com)

KURIKULUM pendidikan di Indonesia dirombak. Perubahan ini akan menambah daftar panjang perkembangan kurikulum pendidikan.


Jika kita tengok ke belakang, perkembangan kurikulum di Tanah Air diawali pada 1947. Saat itu rencana pelajaran pertama kali dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai. Dilanjut 1964-1968 mulai dibahas kurikulum sekolah dasar.
Kemudian terus berkembang dengan berbagai penyempurnaan, dan kini pada 2012 kembali digodok. Jika pada 2004 design pendidikan lebih kepada hal kompetensi tingkat dasar hingga tinggi, sementara yang terbaru lebih kepada pembangunan karakter siswa.

Perubahan ini patut didukung oleh berbagai kalangan. Mengapa? Sebab, belakangan ini karakter anak usia didik mengidikasikan fenomena negatif, misalnya perkelahian antarpelajar, seks bebas, mudah terpengaruh untuk mengonsumsi narkoba, maraknya plagiarisme, serta imbas terselubung dari derasnya budaya asing yang masuk ke Tanah Air akibat kemajuan teknologi, serta budaya acuh tak acuh.

Persiapan besar-besaran pun dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejumlah pakar pendidikan dan elemen masyarakat dilibatkan untuk menyempurnakan kurikulum baru. Semuanya dilibatkan demi tercapainya satu tujuan, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman berakhlak mulia, kreatif, dan mandiri.
Tetapi jangan lupa. Jika pemerintah ingin mengubah konsep pendidikan, alatnya bukan hanya pada kurikulum, melainkan tenaga pendidiknya juga perlu disorot. Sebab, mutu tenaga pendidik di Indonesia kondisinya juga masih memprihatinkan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah peran orangtua. Bagaimanapun juga karakter anak mayoritas terbentuk dari pendidikan orangtua.
Akan menjadi lebih sempurna jika perubahan kurikulum diikuti dengan kesiapan para guru untuk mengimplementasikannya, serta dukungan orangtua. Ini merupakan momentum yang tepat, bila perubahan kurikulum benar dilaksanakan, sehingga terjadi perubahan positif yang terintegrasi dengan hasil generasi muda yang gemilang.